comments 9

Memperkenalkan: Tur Kartini

Konon, perjalanan adalah salah satu cara terbaik untuk benar-benar mengenal seseorang. Kami telah mengalami bagaimana perjalanan membuat kami lebih mengenal sahabat-sahabat terdekat kami. Ia juga membawa kami mengenal sisi-sisi lain di dalam diri yang tidak kami ketahui sebelumnya. Namun, belum pernah kami melakukan perjalanan untuk lebih mengenal sosok bersejarah yang sebelumnya hanya kami ketahui melalui bacaan-bacaan.

Inilah ide dasar dibalik Tur Kartini. Ide yang kami bahas bersama teman-teman dari Pamflet, sebuah organisasi anak muda berbasis di Jakarta. Kartini adalah salah satu tokoh penting dalam perjalanan bangsa Indonesia. Mungkin ia adalah salah satu yang paling dikenal di antara deretan pahlawan nasional perempuan. Ia begitu dipuja sampai-sampai sebuah lagu nasional didedikasikan khusus untuknya. Namun seberapa dalamkah kami mengenal beliau lebih dari keinginannya untuk memajukan pendidikan untuk perempuan? Mereka yang telah membaca surat-suratnya tentu mengetahui betapa ia adalah sosok dengan kemauan keras, cita-cita yang mulia, dan kesadaran kemanusiaan yang sangat tinggi. Namun mengapa ia tidak melanjutkan pendidikannya ke Belanda walau beasiswa sudah di tangan? Mengapa ia bersedia dipoligami seorang pria yang usianya dua kali dirinya? Dapatkah kita lebih memahami sosoknya dengan mengunjungi rumah masa kecilnya, melihat pantai yang menjadi saksi riang dan remuk hatinya, atau beranda tempat ia menghabiskan sore harinya sebagai istri Bupati Rembang?

Kami memutuskan untuk mencobanya. Dua bulan lalu, kami bersama tiga orang kawan dari Pamflet menghabiskan beberapa hari di Jepara dan Rembang, tanah kelahiran dan kota tempat tinggal Kartini sesudah menikah. Kami mencoba membaca sebanyak mungkin literatur mengenai Kartini dan melihat tempat-tempat bersejarah yang bisa dikunjungi jika kita hendak menelusuri jejak beliau. Dalam hari-hari di dua kota itu kami semakin mengenal beliau jauh dari hal-hal yang kami terima di bangku sekolah dulu. Dalam hari-hari itu kami semakin mengenal sosok Kartini jauh dari sekadar sosok ibu berkebaya dengan wajah yang sejuk.

Dalam dua minggu ke depan, kami akan membagi kisah-kisah Kartini baik secara online maupun offline. Seperti biasa, beberapa cerita akan dimuat di blog ini sementara beberapa esai foto kecil-kecilan akan diunggah di akun instagram kami. Bekerjasama dengan Pamflet, kami pun akan membuat sebuah kumpulan catatan perjalanan dari tur Kartini yang akhir bulan nanti bisa diunduh dari blog ini secara cuma-cuma. Kumpulan catatan perjalanan tersebut juga akan dicetak dan dibagikan di acara “Festival Seperlima: Merdeka untuk Setara” yang digelar di Museum Nasional pada 19-22 April 2014. Festival ini merupakan inisiatif Pamflet dalam memperingati hari Kartini. Sebagai bagian dari acara ini, kami pun akan berbagi cerita secara langsung dalam sesi diskusi “Kartini A to Z” pada hari Selasa, 22 April 2014 pukul 2 siang. Jika Anda sedang lowong, mampirlah ke Museum Nasional, karena di sana juga akan ditampilkan pameran visual mengenai interpretasi sosok Kartini buah karya para seniman muda dari Institut Kesenian Jakarta. Menarik bukan? Lagipula, Museum Nasional selalu adalah sebuah tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi.

Ah, betapa kami bersemangat akan kolaborasi dengan Pamflet ini dan juga untuk ikut mendukung acara “Festival Seperlima: Merdeka untuk Setara”. Tetaplah mengikuti blog ini dan semoga kita bertemu di Museum Nasional di akhir pekan yang panjang nanti.

Salam kami,
Gypsytoes dan Twosocks

Catatan ini adalah artikel pertama dari Seri Tur Kartini, inisiatif kolaborasi The Dusty Sneakers dan Pamflet, organisasi anak muda yang berbasis di Jakarta, untuk mengenal sosok dan pemikiran Kartini lebih jauh dengan melakukan perjalanan ke Jepara dan Rembang. Kumpulan catatan perjalanan Tur Kartini dapat diunduh di sini.

9 Comments

    • Thanks, Andine! Akhir bulan ini kumpulan catatan perjalanan Tur Kartini bisa diunduh, kok. Nanti kami ceritakan juga bagaimana jalannya diskusi Kartini A to Z dan Festival Seperlima 🙂

  1. aku mau dataaang, hari Selasa..! langsung datang atau pake daftar2 segala?
    eh btw itu tglnya ditulis Mei, mestinya April kan ya? (di paragraf ke-4)

  2. Pingback: Behind the Pages | The Dusty Sneakers

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s