Berbicara tentang perjalanan selalulah menyenangkan. Tentang tempat, perasaan-perasaan yang timbul, dan tentunya para pejalan yang ditemui. Para pejalan ini, saya selalu menganggap mereka makhluk yang romantis. Sore itu saya dan Gypsytoes berbicara dengan teman baru kami yang manis, Deasy Elsara. Ia mewawancarai kami sebagai bahan tulisannya untuk kolom Meet the Traveler di WeGo Indonesia, sebuah portal perjalanan Indonesia.
Ditemani kopi Aceh Gayo, dalam suasana khas kedai kopi Jakarta di jam pulang kantor, kami bercerita tentang perjalanan-perjalanan Dusty Sneakers. Tentang tujuan-tujuan favorit kami, tentang filosofi berjalan kami, sampai hal-hal menggelikan di perjalanan. Tentang saya yang mengira escargot adalah minuman es, atau cerita seorang drug dealer di Sicilia yang memberikan mawar merah pada Gypsytoes. Sara adalah pewawancara yang antusias, kami serasa sudah saling mengenal sebelumnya dan obrolan pun jadi mengalir hangat. Dua jam itu saya dan Gypsytoes juga seolah bernostalgia mengenai awal kami berjalan, menulis, dan hal-hal yang membuat kami terus menapak. Gypsytoes bercerita bagaimana dalam setiap perjalanan ia sering menemukan bagian lain dari dirinya. Mulai dari bahwa ia bisa bertahan trekking di pulau sempu sampai bahwa ia menyukai Port wine. Atau saya yang teringat kembali betapa setiap hendak memulai perjalanan saya selalu memiliki perasaan ‘terbebaskan’. Namun kami menemukan bahwa tujuan favorit adalah hal yang sulit untuk dijawab. Saya takkan bisa membandingkan perasaan luar biasa yang timbul saat melihat matahari terbit di gunung merapi dengan perasaan haru saat menonton pertunjukan Evita di Broadway. Setiap perjalanan adalah unik. Setiap perjalanan selalu menyediakan kejutannya. And that’s exactly the beauty of it. Nikmatnya kedai kopi setempat, segarnya pasar di pagi hari, perjalanan waktu di museum bersejarah, membaca buku dengan angin yang sepoi, berjalan melihat lampu kota atau hijau rumput, dan banyak lagi.
Berbicara tentang perjalanan tentu membuat kami tak sabar ingin berlibur lagi. Dalam perjalanan pulang kami mulai menyusun rencana. Di sebuah minggu di Bulan September mungkin kami akan kabur bersama dan bertualang lagi. Mungkin Laos!! Wihiiii! Tapi sebelum semuanya, besok saya akan mendaki gunung Ceremai. Ugh, kaki saya sudah mulai gatal!
July 2012, Twosocks.
PS: Hasil wawancaranya bisa dibaca disini. Thanks Deasy Elsara! It was a fine evening. Kita harus ngobrol-ngobrol lagi pada sebuah sore!
Eeehh… Memes kok gak cerita kalo pernah dikasih mawar segala sama drug dealer ?! serem amat ….
Oops.